Rabu, 25 Mei 2011

MENGENAL ALLAH

Membicarakan masalah ma'rifatullahi sebetulnya gampang-gampang susah, gampang ceritanya agak susah dalam membawanya tergantung dari niat dan tahan dalam hal berbagai macam godaan, maklum kita masih berada atau hidup di alam nyata, tapi justeru disinilah ujian yang sebenarnya. Dalam hal Jalan Ma'rifatullahi bisa disimpulkan ada dua jalan atau sering disebut dengan istilah 'tarikat'.
Tarikat disini bukan berarti nama-nama Tarikat seperti Naqsabandiyah, Qodiriah, Samaniyah dsb. itu hanya sebagai perkumpulan atau perguruan atau padepokan, tapi jalan (tarikat) mengenal Allah ini harus benar-benar merupakan Jalan atau Metoda dalam pengenalan terhadap Allah SWT. Diantara dua jalan tersebut adalah sbb :

Pertama,
Mengenal dengan 'Keyakinan dan Kepercayaan' (dari bawah ke atas), yaitu dimulai dari mengaji Qur'an, melaksanakan Rukun Iman dan Rukun Islam. Ibadat kepada Allah, namun sebelum sampai ma'rifatu, jangan keburu senang diam saja di maqom Asma, merasa cukup dengan menyebut-nyebut Asma saja, terus hingga bisa sampai kepada Dzat Sifat Allah, mustahil jika tidak ketemu dengan nikmatNya yang langgeng tiada batas.

Kedua,
Mengenal dengan 'Kenyataan yang sempurna' (dari Atas ke Bawah) yaitu mengenal dengan kenyataan, yang adalah lebih sempurna daripada mengenal dengan kepercayaan saja. Mengenal dengan kenyataan sempuma, ibarat rasa manisnya gula dirasakan sendiri dengan lidahnya, tetapi bila mengenal dengan keyakinan saja, maka manisnya gula itu hanya didapat dari keterangan orang lain yang sudah memakan dan merasakan manisnya gula tsb.

“Man Lam Yadzuk Lam Yadri”, “Hanya yang merasakanlah yang tahu”.

Jalan dari atas ke bawah ini yaitu yang melaksanakan dalil "awalludini marifatlahi ta'alla" jalan yang bukan hanya dari syariat saja, tetapi dari hakiakt juga, yaitu mau berusaha menelaah dan membongkar hijabnya diri, disertai ikhtiar mencari Guru Tuduh, sebab tidak akan weruh tanpa guru. Jalan seperti ini biasanya hanya dilakoni oleh apa yang disebut Tarikat Wali yaitu mengejar Jauhar Awal atau Nurullah atau Hakikatnya Muhammad.

Mustahil bila tidak ada hikmah dan hidayah dari para wali bagi kita, sebab dahulu para wali mau bermuzakarah, bertirakat dan berkhalwat itu untuk mencari 'bahrul hayat' untuk membela umatnya, agar bisa pulang ke 'babaran asal' kepada yang Haq menepati dalil “Innalillahi wa inna illaihi Rojiun”

Itulah perbedaan diantara mengenal dengan kenyataan dan mengenal dengan kepercayaan. Mereka yang telah mengenal Dzat Allah, harus kita ikuti segala petunjuk-petunjuknya, mereka itu termasuk golongan orang yang sholeh dan diakui oleh Allah SWT kesempuranaan ilmunya, sesuai dengan dalil dalam Al Qur’an Surat Luqman ayat 15,sbb :

“Wat tabi’sabiila man anaaba ilaiya, tsuma ila iya marji’kum”

“Dan ikutlah jalan mereka yang telah kembali kepadaKu, kemudian kepadaKu lah tempat kembali kamu sekalian”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar