Rabu, 25 Mei 2011

HIDUP D DUNIA

Sadarkah kita dengan segala kebijakanNya, renungkan kalo tubuh kita ini tak jauh ibarat sebuah TOPENG pada wajah. Ia memandang tetapi ia buta, karena tidak melihat keadaan yang sebenarnya.

Kita ini sesungguhnya MELIHAT tanpa MELIHAT, karena mata kita terhalang dalam melihat, tetapi bila kita melihat dengan Mata Batin (RASA}, maka badan kita ini seolah menjadi ruhani serta anugerah dari ALLAH SWT.

Topeng ini adalah tirai BAITUL MAQDIS yaitu tirai yang menyembunyikan Tuhan, tetapi Tuhan menyelubungi dirinya tanpa dipaksa.

Heeey.. Penontoon…
Engkau hanya memperhatikan TOPENG bukan tubuh penari, gerak gerik serta keselarasan bahasa yang dituturkan. Bila lakon dramatis berbelas kasih maka engkau yang halus perasaannya akan termehek-mehek menangis, terbawa arus kesedihan, sungguh terjadi demikian karena kepiawaian pelakonnya. Banyak orang memperhatikan topengnya bukan penari-nya yang memakai topeng, tetapi sebenarnya dia lah yang penting.

Demikian pula dalam hidup kita ini, yang berlaku jahat disalahkan dan yang berlaku baik di puja puji, tetapi tidak mempersalahkan dan tidak memuji Batin-nya, yang disalahkan dan dipuji adalah badannya. Bila Cacat di cela, bila Rendah hati di puji, tetapi keadaan kita ialah digerakkan dan didorong oleh Dia, akan tetapi Dia tidak nampak, yang nampak hanya batang tubuh ini. Sama seperti topeng yang menutupi wajah penari.

Bila pagelaran usai, topeng dilepaskan dan dipisahkan dari wajah. Tiada daya tiada upaya ia tergeletak, kembali menjadi sepotong kayu biasa, yang tinggal hanyalah sebentuk ukiran raut muka. Topeng selalu disimpan, tidak dipuji maupun di cela lagi karena sudah tak berbicara lagi.
Topeng dan Penari ada tempatnya dalam perumpamaan ini. Dia yang menyembunyikan diri dalam badan manusia sehingga manusia tidak melihatnya dan hanya terserap oleh badan yang hanya berfungsi sebagai Topeng. Sehabis pertunjukkan Topeng itu disingkirkan oleh Dia, maka :

"Dibelakang Cermin engkau ditempatkan sebagai seekor burung beo, apa yang diucapkan Yang Maha Abadi, itulah yang engkau ulang…"

Maka Jaga Hati, Jaga Lisan, Jaga Perbuatan...
Peliharalah ucapan dan perkataan yang keluar dari mulutmu, seperti kamu memelihara jenggot. Janganlah panjangnya jubah kesombonganmu,menutupi mata hatimu,karena apabila jubah kesombongan menutup mata hati, maka kakimu akan terseok berjalan
tanpa arah tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar